Tuesday, December 8, 2015

BK belajar

BAB I
 PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Dalam  proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan istilah diagnosis kesulitan belajar. Tugas guru pembimbing terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian yang dimiliki siswa. Dengan pemberian layanan bimbingan yang tepat dan diharapkan siswa mampu memahami kelebihan dan kekurangannya, mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki.
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang  secara  optimal  dalam  bidang  bimbingan  pribadi,  bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,2001: 10-11). Kegiatan utama siswa di sekolah adalah belajar. Slameto (2003: 2) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. Setiap siswa memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda dalam hal belajar. Tidak sedikit siswa yang mengalami permasalahan atau hambatan dalam kegiatan belajarnya. Permasalahan-permasalahan yang bisa timbul dalam kegiatan belajar antara lain tidak ada motivasi belajar, tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar, nilai hasil belajar rendah, tidak bisa mengatur waktu belajar, tidak siap menghadapi ujian/ulangan dan sebagainya.


1.2 Rumusan Permasalahan
1.      Apa konsep dasar bimbingan belajar ?
2.      Bagaimana proses diagnostik kesulitan belajar ?
3.      Apa prinsip-prinsip dasar pengajaran ?

1.3 Tujuan Permasalahan
1.      Untuk mengetahui konsep dasar bimbingan belajar.
2.      Untuk mengetahui proses diagnostik kesulitan belajar.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pengajaran.
4.      Untuk memenuhi kriteria penilaian tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Bimbingan Belajar
1)      Pengertian Bimbingan Belajar
·         Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.
·         Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1)      Adanya criterion referenced evaluation yang mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a.       Siswa yang benar-benar dapat meguasai pelajaran.
b.      Siswa yang cukup menguasai pelajaran.
c.       Siswa yang belum dapat menguasai pelajaran.
2)      Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan siswa yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain :
a.       Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
b.      Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya.
c.       Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
3)      Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan klasifikasi siswa dalam hal ini antara lain:
a.       Siswa yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.
b.      Siswa yang dapat menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c.       Siswa yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4)      Adanya penggunaan norma referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan perstasinya itu antara lain:
a.       Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b.      Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c.       Siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
2.      Fungsi Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.       Fungsi Pencegahan (Preventive Function)
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan timbulnya masalah. Contoh yang dapat dilakukan dalam pengajaran diantaranya: pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik merasa betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa, pemberian  informasi tentang cara-cara belajar  dan pemberian informasi tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan.
b.      Fungsi penyaluran (distributive fungction)
Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuannya, contohnya: membantu dlam menyusun program studi termasuk kegiatan pemilikhan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakulikuler, dsb.
c.       Fungsi penyesuaian (adjustive function)
Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian memiliki sasaran:
·         Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan.
·         Membantu siswa menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan tuntutan pengajaran.
d.      Fungsi perbaikan (remedial finction)
Kenyataan disekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru pembimbing adalah upaya untuk memahami kesulitan belajar mengetahui faktor penyebab dan bersama siswa menggali solusinya. Salah satu contoh fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar adalah pengajaran remedial (remedial teaching)
e.       Fungsi pemeliharan (maintencance and development function)
Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan atau bahkan harus ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah mengoreksi dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa


3.      Jenis layanan bimbingan belajar dalam kaitannya dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Maka jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks proses belajar mengajar yang dapat mengayonginya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a.       Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa.
b.      Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
c.       Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai.
d.      Memberikan program belajar yang sesuai.
e.       Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
f.       Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya.
g.      Melakukan remedial teaching.
4.      Manfaat Bimbingan Belajar
a.       Manfaat Bagi Siswa
1)      Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan kondusif yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan potensinya secara optimal.
2)      erperhatikannya karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan menjadi dasar bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada posisi yang tepat.
3)      Dapat mereduksi dan mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.
b.      Manfaat Bagi Guru/Guru Pembimbing
1)      Membantu untuk lebih mampu menyesuaikan materi pembelajaran, bahkan program pembelajaran  dengan keadaan siswa  secara  perorangan maupun kelompok.
2)      Memudahkan guru pembimbing dalam memahami karakteristik siswanya sebagai  dasar  untuk  membantu  pengembangan  potensi  mereka  bahkan sampai pada posisi penentuan bantuan kepada mereka.
2.2 Diagnosis kesulitan belajar
1.      Pengertian diagnosis kesulitan belajar
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
·         Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).
·         Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
·         Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
Pengertian Kesulitan Belajar
a.       NJCLD (Natoinal Join Comitee of Learning Disability)
Kesulitan Belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan lain-lain. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental bukan juga karena faktor lingkungan melainkan dari diri sendiri.
b.      Ciement, dalam Wener 2003
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau diatas rata-rata namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, dan lain-lain.
c.       ACCALD (Assosiation Comitee for Children and Adult Learning Disability)
Kesulitan belajar adalah suatu konsidi kronis yang diduga bersumber dari masalah neurologis.
2.      Tujuan diognostik kesulitan belajar
Adapun tujuan dari diagnosis itu sendiri adalah sebagai berikut :
1)      Untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak/klien baik mengenai penyebab, perkembangan masalah baik mengenai fisik, psikis, maupun sosialnya, sehingga dapat memahami klien maupun keluarganya.
2)      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan anak maupun keunggulan-keunggulannya, sehingga dapat memenuhi kebutuhannya yang sesuai.
3)      Dari proses pengumpulan data yang melihatkan keluarga klien, dapat dipakai untuk mendalami keadaan klien yang akan dapat dipakai untuk memberi rekomendasi kepada keluarganya.
4)      Untuk kepentingan penempatan klien, sehingga sesuai dengan kekurangan dan kelebihannya.
5)      Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, sehingga memudahkan dan hasilnya dapat lebih memuaskan.
6)      Untuk kepentingan pembuatan rencana dan program pendidikan yang sesuai dengan kepribadian, kemampuan dan ketidakmampuannya.
7)      Untuk dapat dipakai dalam pengarahan anak/ klien latihan-latihan apa yang diperlukan.
8)      Sebagai bahan untuk menentukan terapi yang tepat yang dibutuhkan klien
Secara umum tujuan diagnosis kesulitan belajar ini dilakukan adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan letak dan jenis kesulitan belajar sesuai dengan factor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar itu, baik kesulitan yang dialami secara psikologis maupun fisiologis. Sedangkan secara khusus diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
1)      Meningkatkan kualitas
Membantu siswa meningkatkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dalam proses belajar dan berusaha memperbaiki cara belajar.
2)      Meningkatkan efisiensi
Membantu siswa agar dapat menyesuaikan tingkat pemahaman belajar setaraf dengan teman-teman lainnya dalam satu kelas dan mengatasi ketidak pahaman siswa terhadap suatu materi yang disajikan guru secara klasikal.
3)      Meningkatkan efektivitas
Guru dapat memahami lebih dekat tentang perbedaan individual dan menyesuaikan metode pengajaran yang disampaikan memberi makna kepadanya.
4)      Meningkatkan kuantitas
Apabila siswa telah dapat menguasai, memahami materi pelajaran dengan baik sudah tentu kuantitas pencapaian hasil belajar akan bertambah baik.
3.      Ciri kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah; 2010):
1)      Gangguan persepsi visual:
¨      Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali.
¨      Sering tertinggal huruf dalam menulis
¨      Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi.
¨      Sulit memahami kanan dan kiri.
¨      Bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang.
¨      Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain)
2)      Gangguan persepsi auditori
¨      Sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
¨      Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang.
¨      Bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.
3)      Gangguan bahasa
¨      Sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
¨      Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4)      Gangguan persepsi –motorik
¨      Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dll).
¨      Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam geraknya.
5)      Hiperaktivitas
¨      Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam).
¨      Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
¨      Impulsif
6)      Kacau (distractibility)
¨      Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
¨      Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
¨      Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
1)      Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau tidak lengkap.
2)      Dilihat dari persepsi auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang disampaikan oleh guru.
3)      Dilihat dari segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.
4.      Prosedur diagnostik kesulitan belajar
Diganosis kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar. Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Rosss dan Stanley (Abin S.M., 2002 : 309), tahapan-tahapan diagnosis kesulitan belajar adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
·         Who are the pupils having trouble ? (Siapa siswa yang mengalami gangguan ?)
·         Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilokalisasikan ?)
·         Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
·         What are remedies are suggested? (Penyembuhan apa saja yang disarankan?)
·         How can errors be prevented ? (Bagaimana kelemahan-kelemahan itu dapat dicegah ?)
Sedangkan menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1.      Identifikasi kasus
a.       Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.
b.      Tekniknya : dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan belajarnya untuk dianalisis.
c.       Prosedurnya : mengumpulkan nilai-nilai dar seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:
·         Dihitung bagaimana rata-rata bagi setiap guru.
·         Kemudian dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
·         Lalu buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.
·         Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu mengalami kesulitan belajar.
·         Pada akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan Matematika.
2.      Melakukan diagnosis
a.       Tujuan : mengetahui secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi apa saja. Juga untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta enemukan latar belakang apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b.      Teknik : melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan), melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik sosiometri.
c.       Prosedurnya :
·         Menyusun rata-rata nilai dari nilai bidang studi.
·         Membuat grafik tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi tersebut.
·         Kemudian menetapkan tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.
·         Kemudian menetapkan siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak menemui kesulitan belajar.
d.      Menetapkan jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:
·         Menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan kesulitan kepadanya.
·         Guru bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.
·         Iswa yang bersangkutan diwawancarai.
·         Melakukan tes (psikotest atau  diagnostic tes).
e.       Berusaha mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
·         Menganalisis dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
·         Melakukan wawancara dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
·         Melakukan pengukuran dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
·         Melakukan pengamatan (obsevasi) terhadap siswa yang bersangkutan pada waktu belajar.
4.      Melakukan prognosis
a.       Tujuan : untuk menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak kesulitan yang dihadapi siswa.
b.      Prosedur :
·         Bila siswa menemukan kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan bantuan melalui konseling.
·         Bila disebabkan oleh gangguan mental, nervus, gangguan kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli yang bersangkutan.
·         Bila berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan bimbingan kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
5.      Melakukan langkah pemberian bantuan
a.       Tujuan : untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat.
b.      Teknik : memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
·         Remedial Teaching : memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan cara lain tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
·         Memberi konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat kemajuan belajarnya,
·         Melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan.
·         Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.
6.      Melakukan tindak lanjut (follow up servise)
a.       Tujuan : untuk mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.
b.      Teknik : dengan melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan wawancara kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
c.       Prosedur:
·         Mengetes siswa dalam bidang studi yang semula mengalami hambatan.
·         Mewawancarai siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.
·         Mewawancarai guru bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa yang bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
·         Menganalisis tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
·         Melakukan pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

2.3       Prinsip-Prinsip Dasar Pengajaran
Ø  Setiap teori belajar mempunyai prinsip-prinsip belajar-mengajar sendiri, yang mungkin  sama atau berbeda dengan teori yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas, guru umumnya tidak meggunakan satu pendekatan ataupun metode mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode, tetapi menggunakan beberapa metode. Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif digunakan secara umum di antaranya adalah prinsip: perkembangan, perbedaan individu, minat dan kebutuhan, aktivitas, serta motivasi.
1.      Prinsip Perkembangan
Siswa yang mengajar di kelas sedang berada dalam proses perkembangan, dan akan terus berkembang. Sehubungan dengan perkembangan ini maka kemampuan anak pada setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi, memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari yang di bawahnya. Pada waktu memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikannya dengan kemampuan anak tersebut.
2.      Prinsip Pebedaan Individu
Seorang guru menghadapi 40 orang siswa di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi ciri-ciri satu siswa, tetapi juga menghadapi 40 perangkat ciri-ciri siswa yang memiliki pembawaan yang berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila siswa memiliki ciri-ciri tersendiri.
Pengajaran yang bersifat klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara-cara sebagai berikut: pertama, dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut diharapkan beberapa perbedaab kemampuan anak dapat terlayani. Kedua, hendaknya digunakan alat atau media pengajaran. Penggunaan media  dan alat-alat pelajaran dapat membantu siswa-siswa yang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
Ketiga, hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya. Keempat, hendaknya guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada anak- anak yang kurang pandai yang dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah. Kelima,pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak.
3.      Minat dan Kebutuhan Anak
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di desa. Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak. Walaupun hampir tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikianmereka akan bersungguh-sungguhdalam belajar.
4.      Aktivitas Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran, siswalah yang menjadi subjek. dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran,yang menutut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas.
5.      Motivasi
Setiap perbuatan,termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa disebut doronganatau kebutuhan yang merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri invidu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu guru harus dapat memotivasi siswanya agar siswanya bersemangat dalam belajar.
Ø  Prinsip Pengajaran
1.      Memberikan teladan dan contoh perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.
2.      Mendidik anak menjadi individu yang berakhlak mulia.
3.      Memiliki antusiasme untuk mengajar, membimbing, dan mendidik.
4.      Menunjukkan penghargaan dan sikap yang menyenangkan kepada setiap anak.
5.      Memahami perbedaan budaya.
6.      Memahami karakter setiap anak.
7.      Mengenali masa-masa perkembangan anak yang beragam.
8.      Membantu setiap anak dalam mengembangkan kepribadiannya.
9.      Bersedia membantu anak saat mereka membutuhkan.
Ø  Prinsip-prinsip pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam melaksanakan pembelajaran seyogyanya seorang pengajar tahgu bagaimana membuat kegiatan pembelajaran itu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan bagian penting yang perlu diketahui oleh seorang pengajar, dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran, seorang pengajar dapat membuat suatu acuan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan lebih efektif serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :
1.      Prinsip perhatian dan Motivasi
Dalam proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan erat dengan minat, siswa yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2.      Prinsip Keaktifan
Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan metrespon terhadap setiap pembelajaran.
2.      Prinsip Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya, bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan diri ( setiap individu ) terjun mengalaminya.
3.      Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar, antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukan oleh Edward L. Thorndike ( 1974 – 1949 ) tentang law of lerning, yaitu “ law of effect, law of exercise and law of readiess “
4.      Prinsip Tantangan
Implikasi lain adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang seperti mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa aka tertantang untuk mempelajariny. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dean menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dab generalisasi tersebut.
5.      Prinsip Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apalagi hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
6.      Prinsip perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism, untuk itu dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.















BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
1.      Konsep dasar bimbingan belajar
¨      bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
¨      Fungasi bimbingan belajar
1)      Fungsi Pencegahan (Preventive Function).
2)      Fungsi penyaluran (distributive fungction).
3)      Fungsi penyesuaian (adjustive function).
4)      Fungsi perbaikan (remedial finction).
5)      Fungsi pemeliharan (maintencance and development function).
¨      Jenis layanan bimbingan belajar dalam kaitannya dengan PBM :
q  Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa.
q  Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis    program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
q  Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai.
q  Memberikan program belajar yang sesuai.
q  Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
q  Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya.
q  Melakukan remedial teaching.
2.      Diagnostik kesulitan belajar
¨      Kesulitan Belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan lain-lain. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental bukan juga karena faktor lingkungan melainkan dari diri sendiri.
¨      Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah; 2010):
1.      Gangguan persepsi visual
2.      Gangguan persepsi auditori
3.      Gangguan bahasa
4.      Gangguan persepsi –motorik
5.      Hiperaktivitas
6.      Kacau (distractibility)
¨      Prosedur Diagnostik Kesulitan Belajar
Menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1.      Identifikasi kasus
2.      Melakukan diagnosis
3.      Melakukan prognosis
4.      Melakukan langkah pemberian bantuan
5.      Melakukan tindak lanjut (follow up servise)
3.      Prinsip-prinsip dasar pengajaran
¨      Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif digunakan secara umum di antaranya adalah prinsip:
1.      Prinsip Perkembangan
2.      Prinsip Pebedaan Individu
3.      Minat dan Kebutuhan Anak
4.      Aktivitas Siswa
5.      Motivasi
¨      Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :
1)      Prinsip perhatian dan Motivasi.
2)      Prinsip Keaktifan.
3)      Prinsip Keterlibatan Langsung / Berpengalaman.
4)      Prinsip Pengulangan.
5)      Prinsip Tantangan.
6)      Prinsip Balikan dan Penguatan.
7)      Prinsip perbedaan Individual
3.2       Saran
Pada makalah ini yang membahas konsep dasar bimbingan belajar, diagnostik kesulitan belajar dan prinsip-prinsip dasar pembelajaran. Kita sebagai mahasiswa bimbingan dan konseling harus bisa membantu konseli untuk menyelesaikan masalahnya baik internal dan eksternal. dan Kita harus bisa memahami masalah belajar yang dihadapi oleh konseli.
Inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kami mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah kami. Dan  kami juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih .













DAFTAR PUSTAKA

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-bimbingan-belajar.html
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-belajar/
http://mira-seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.ht















No comments:

Post a Comment