BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran
kepada peserta didik. Guru sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas
perkembangan
peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan istilah diagnosis
kesulitan belajar. Tugas guru pembimbing terkait
dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian yang dimiliki siswa. Dengan pemberian layanan bimbingan yang tepat dan diharapkan siswa mampu memahami kelebihan dan kekurangannya, mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi, bakat, dan minat yang
dimiliki.
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal
dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno,2001: 10-11). Kegiatan utama siswa di sekolah
adalah belajar. Slameto (2003: 2)
menjelaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. Setiap siswa memiliki kemampuan
dan karakteristik yang berbeda dalam hal belajar. Tidak sedikit siswa yang mengalami
permasalahan atau hambatan
dalam kegiatan belajarnya. Permasalahan-permasalahan yang bisa timbul dalam kegiatan belajar antara lain tidak ada motivasi belajar, tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar, nilai hasil belajar
rendah, tidak bisa mengatur waktu belajar, tidak
siap menghadapi ujian/ulangan dan sebagainya.
1.2 Rumusan
Permasalahan
1.
Apa konsep dasar
bimbingan belajar ?
2.
Bagaimana proses
diagnostik kesulitan belajar ?
3.
Apa prinsip-prinsip
dasar pengajaran ?
1.3 Tujuan Permasalahan
1.
Untuk mengetahui konsep
dasar bimbingan belajar.
2.
Untuk mengetahui
proses diagnostik kesulitan belajar.
3.
Untuk mengetahui
prinsip-prinsip dasar pengajaran.
4.
Untuk memenuhi
kriteria penilaian tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Dasar Bimbingan Belajar
1)
Pengertian Bimbingan Belajar
·
Menurut A J Jones,
bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang
lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.
·
Menurut L D Crow
dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh
seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak
ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan
dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki
kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana
bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya
serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar
belakangi oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1)
Adanya criterion referenced evaluation yang
mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai
pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a.
Siswa yang
benar-benar dapat meguasai pelajaran.
b.
Siswa yang cukup
menguasai pelajaran.
c.
Siswa yang belum
dapat menguasai pelajaran.
2)
Adanya
kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana
berbeda dengan siswa yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara
lain :
a.
Siswa yang
prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes
kemampuan belajarnya.
b.
Siswa yang
prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuan
belajarnya.
c.
Siswa yang
prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan hasil
tes kemampuan belajarnya.
3)
Adanya penerapan
waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan klasifikasi siswa dalam
hal ini antara lain:
a.
Siswa yang ternyata
dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.
b.
Siswa yang dapat
menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c.
Siswa yang ternyata
tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4)
Adanya penggunaan
norma referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang
lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan perstasinya itu antara lain:
a.
Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b.
Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c.
Siswa yang
prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
2.
Fungsi Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Fungsi Pencegahan (Preventive Function)
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau
mereduksi kemungkinan timbulnya masalah. Contoh yang
dapat dilakukan
dalam pengajaran
diantaranya: pemberian
informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
peserta didik merasa betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa,
pemberian informasi tentang cara-cara belajar
dan pemberian informasi tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan.
b.
Fungsi penyaluran
(distributive fungction)
Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada
siswa untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang
sesuai dengan kemampuannya, contohnya: membantu dlam menyusun program studi
termasuk kegiatan pemilikhan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakulikuler,
dsb.
c.
Fungsi penyesuaian
(adjustive function)
Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam
studinya adalah faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Guru pembimbing berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan
kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan
tuntutan program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut
penyesuaian memiliki sasaran:
·
Membantu siswa agar
dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan.
·
Membantu siswa
menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan tuntutan pengajaran.
d.
Fungsi perbaikan
(remedial finction)
Kenyataan disekolah menunjukan bahwa sering ditemukan
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan
dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru pembimbing adalah upaya untuk
memahami kesulitan belajar mengetahui faktor penyebab dan bersama siswa
menggali solusinya. Salah satu contoh fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar
adalah pengajaran remedial (remedial teaching)
e.
Fungsi pemeliharan
(maintencance and development function)
Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan atau
bahkan harus ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah
mengoreksi dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa
3.
Jenis layanan bimbingan belajar dalam kaitannya dengan
PBM
Seorang
guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada
terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu
jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Maka jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks proses belajar mengajar yang
dapat mengayonginya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a.
Mengumpulkan
informasi mengenai diri siswa.
b.
Memberikan
informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
c.
Menempatkan siswa
dengan kelompok belajar yang sesuai.
d.
Memberikan program
belajar yang sesuai.
e.
Mengidentifikasi
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
f.
Membuat rekomendasi
tentang kemungkinan usaha selanjutnya.
g.
Melakukan remedial teaching.
4.
Manfaat Bimbingan Belajar
a.
Manfaat Bagi Siswa
1)
Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan kondusif yang memungkinkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan potensinya secara optimal.
2)
erperhatikannya karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan menjadi
dasar bagi yang bersangkutan
untuk menempatkan dirinya ada posisi yang
tepat.
3)
Dapat mereduksi dan mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan belajar
yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.
b.
Manfaat Bagi Guru/Guru Pembimbing
1)
Membantu untuk lebih mampu menyesuaikan materi pembelajaran, bahkan program pembelajaran
dengan keadaan siswa
secara perorangan maupun
kelompok.
2)
Memudahkan guru pembimbing dalam memahami karakteristik siswanya sebagai dasar
untuk membantu
pengembangan potensi mereka bahkan sampai pada posisi penentuan bantuan kepada mereka.
2.2 Diagnosis
kesulitan
belajar
1.
Pengertian diagnosis kesulitan belajar
Diagnosis
merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen
(Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
·
Upaya
atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui
pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).
·
Studi
yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
·
Keputusan
yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau
fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep
prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar
mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu
kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya
untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.Bila
kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka
disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan
belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar
diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan
keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
Pengertian
Kesulitan Belajar
a.
NJCLD (Natoinal Join
Comitee of Learning Disability)
Kesulitan
Belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan lain-lain. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik
atau mental bukan juga karena faktor lingkungan melainkan dari diri sendiri.
b.
Ciement, dalam Wener
2003
Kesulitan
belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau
diatas rata-rata namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar
yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi,
berbahasa, dan lain-lain.
c.
ACCALD (Assosiation
Comitee for Children and Adult Learning Disability)
Kesulitan
belajar adalah suatu konsidi kronis yang diduga bersumber dari masalah
neurologis.
2.
Tujuan diognostik kesulitan belajar
Adapun tujuan
dari diagnosis
itu sendiri adalah sebagai berikut :
1)
Untuk memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak/klien baik mengenai penyebab,
perkembangan masalah baik mengenai fisik, psikis, maupun sosialnya, sehingga
dapat memahami klien maupun keluarganya.
2)
Untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan anak maupun keunggulan-keunggulannya, sehingga dapat
memenuhi kebutuhannya yang sesuai.
3)
Dari proses pengumpulan
data yang melihatkan keluarga klien, dapat dipakai untuk mendalami keadaan
klien yang akan dapat dipakai untuk memberi rekomendasi kepada keluarganya.
4)
Untuk kepentingan
penempatan klien, sehingga sesuai dengan kekurangan dan kelebihannya.
5)
Untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, sehingga memudahkan dan hasilnya dapat lebih
memuaskan.
6)
Untuk kepentingan
pembuatan rencana dan program pendidikan yang sesuai dengan kepribadian, kemampuan dan ketidakmampuannya.
7)
Untuk dapat dipakai
dalam pengarahan anak/ klien latihan-latihan apa yang diperlukan.
8)
Sebagai bahan untuk
menentukan terapi yang tepat yang dibutuhkan klien
Secara umum tujuan diagnosis kesulitan belajar ini
dilakukan adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan
letak dan jenis kesulitan belajar sesuai dengan factor penyebab terjadinya
masalah atau kesulitan belajar itu, baik kesulitan yang dialami secara
psikologis maupun fisiologis. Sedangkan secara khusus diagnosis kesulitan
belajar adalah sebagai berikut :
1)
Meningkatkan kualitas
Membantu
siswa meningkatkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dalam proses belajar
dan berusaha memperbaiki cara belajar.
2)
Meningkatkan efisiensi
Membantu
siswa agar dapat menyesuaikan tingkat pemahaman belajar setaraf dengan
teman-teman lainnya dalam satu kelas dan mengatasi ketidak pahaman siswa
terhadap suatu materi yang disajikan guru secara klasikal.
3)
Meningkatkan
efektivitas
Guru
dapat memahami lebih dekat tentang perbedaan individual dan menyesuaikan metode
pengajaran yang disampaikan memberi makna kepadanya.
4)
Meningkatkan kuantitas
Apabila
siswa telah dapat menguasai, memahami materi pelajaran dengan baik sudah tentu
kuantitas pencapaian hasil belajar akan bertambah baik.
3.
Ciri
kesulitan belajar
Adapun ciri-ciri
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini (Mutiara Endah;
2010):
1)
Gangguan persepsi visual:
¨
Melihat huruf/angka
dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik
dalam menuliskan kembali.
¨
Sering tertinggal huruf
dalam menulis
¨
Menuliskan kata dengan
urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi.
¨
Sulit memahami kanan
dan kiri.
¨
Bingung membedakan
antara obyek dengan latar belakang.
¨
Sulit mengkoordinasi antara
mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain)
2)
Gangguan persepsi auditori
¨
Sulit membedakan bunyi:
menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
¨
Sulit memahami perintah
terutama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang.
¨
Bingung dan kacau
dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi
karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari
suara lain di sekitarnya.
3)
Gangguan bahasa
¨
Sulit menangkap dan memahami
kalimat yang dikatakan kepadanya.
¨
Sulit
mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4)
Gangguan persepsi –motorik
¨
Kesulitan motorik halus
(sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dll).
¨
Memiliki masalah dalam
koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam geraknya.
5)
Hiperaktivitas
¨
Sukar mengontrol
aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam).
¨
Berpindah-pindah dari
satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
¨
Impulsif
6)
Kacau (distractibility)
¨
Tidak dapat membedakan
stimulus yang penting dan tidak penting.
¨
Tidak teratur, karena
tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
¨
Perhatiannya sering
berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di
kelas).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa
ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu:
1)
Dilihat dari pesepsi
visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti pada
saat menulis, siswa sering menulis dengan salah satu huruf yang tertinggal atau
tidak lengkap.
2)
Dilihat dari persepsi
auditori, ciri-cirinya seperti siswa sulit memahami perintah yang disampaikan
oleh guru.
3)
Dilihat dari segi
bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya
serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.
4.
Prosedur diagnostik kesulitan belajar
Diganosis
kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar.
Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah
yang tersusun secara sistematis. Menurut Rosss dan Stanley (Abin S.M., 2002 :
309), tahapan-tahapan diagnosis kesulitan belajar adalah jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
·
Who are the pupils having trouble ?
(Siapa siswa yang
mengalami gangguan ?)
·
Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilokalisasikan ?)
·
Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
·
What are remedies are suggested?
(Penyembuhan apa saja yang disarankan?)
·
How can errors be prevented ? (Bagaimana
kelemahan-kelemahan itu dapat dicegah ?)
Sedangkan
menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), langkah-langkah
diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1.
Identifikasi kasus
a.
Tujuannya : untuk
mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.
b.
Tekniknya : dengan
memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan
belajarnya untuk dianalisis.
c.
Prosedurnya :
mengumpulkan nilai-nilai dar seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:
·
Dihitung bagaimana
rata-rata bagi setiap guru.
·
Kemudian dihitung nilai
rata-rata seluruh siswa di kelas itu.
·
Lalu buat grafik untuk
mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.
·
Setelah itu, dapatlah
diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata
umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu
mengalami kesulitan belajar.
·
Pada akhirnya
ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah
mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas,
misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia
dan Matematika.
2.
Melakukan diagnosis
a.
Tujuan : mengetahui
secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi apa saja. Juga
untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta enemukan latar
belakang apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b.
Teknik : melakukan
analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan),
melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik
sosiometri.
c.
Prosedurnya :
·
Menyusun rata-rata
nilai dari nilai bidang studi.
·
Membuat grafik tentang
kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi tersebut.
·
Kemudian menetapkan
tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami
kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.
·
Kemudian menetapkan
siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak menemui
kesulitan belajar.
d.
Menetapkan jenis dan
macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:
·
Menganalisis hasil
pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan kesulitan kepadanya.
·
Guru bidang studi yang
bersangkutan diwawancarai.
·
Iswa yang bersangkutan
diwawancarai.
·
Melakukan tes (psikotest atau diagnostic tes).
e.
Berusaha mengungkapkan
latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:
·
Menganalisis
dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas
pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan
keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta
lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
·
Melakukan wawancara
dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya.
·
Melakukan pengukuran
dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri.
·
Melakukan pengamatan (obsevasi) terhadap siswa yang
bersangkutan pada waktu belajar.
4.
Melakukan prognosis
a.
Tujuan : untuk
menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak
kesulitan yang dihadapi siswa.
b.
Prosedur :
·
Bila siswa menemukan
kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan
bantuan melalui konseling.
·
Bila disebabkan oleh
gangguan mental, nervus, gangguan
kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli
yang bersangkutan.
·
Bila berlatar belakang
pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan bimbingan
kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap
social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan,
juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup
saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
5.
Melakukan langkah
pemberian bantuan
a.
Tujuan : untuk
memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi
kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat.
b.
Teknik : memilih salah
satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:
·
Remedial Teaching :
memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan cara lain
tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi
siswa yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
·
Memberi konseling
kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat kemajuan
belajarnya,
·
Melakukan bimbingan
kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang dapat
menyesuaikan diri dalam pergaulan.
·
Melakukan perlimpahan
(referral) kepada ahli lain di bidangnya.
6.
Melakukan tindak lanjut
(follow up servise)
a.
Tujuan : untuk
mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan
kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.
b.
Teknik : dengan
melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan wawancara
kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi
tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil
ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana
perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
c.
Prosedur:
·
Mengetes siswa dalam
bidang studi yang semula mengalami hambatan.
·
Mewawancarai siswa
tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.
·
Mewawancarai guru
bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa yang
bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang
kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.
·
Menganalisis tentang
informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
·
Melakukan pengamatan
(observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
2.3 Prinsip-Prinsip
Dasar Pengajaran
Ø Setiap teori belajar mempunyai prinsip-prinsip belajar-mengajar sendiri, yang mungkin sama atau berbeda dengan teori yang
lain. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas, guru umumnya tidak meggunakan satu pendekatan ataupun
metode mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode, tetapi menggunakan
beberapa metode. Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif digunakan secara umum
di antaranya adalah prinsip: perkembangan, perbedaan individu, minat dan
kebutuhan, aktivitas, serta motivasi.
1.
Prinsip Perkembangan
Siswa yang mengajar di kelas sedang berada dalam
proses perkembangan, dan akan terus berkembang. Sehubungan dengan perkembangan
ini maka kemampuan anak pada setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih
tinggi, memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari yang di bawahnya. Pada waktu
memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan
menyesuaikannya dengan kemampuan anak tersebut.
2.
Prinsip Pebedaan Individu
Seorang guru menghadapi 40 orang siswa di kelas,
sebenarnya bukan hanya menghadapi ciri-ciri satu siswa, tetapi juga menghadapi 40 perangkat ciri-ciri siswa yang memiliki pembawaan yang berbeda, dan
menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar
apabila siswa memiliki ciri-ciri tersendiri.
Pengajaran yang bersifat klasikal ini dapat disempurnakan
dengan cara-cara sebagai berikut: pertama, dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode
atau strategi belajar mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut
diharapkan beberapa perbedaab kemampuan anak dapat terlayani. Kedua, hendaknya digunakan alat atau
media pengajaran. Penggunaan media dan alat-alat pelajaran dapat membantu siswa-siswa yang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
Ketiga, hendaknya guru memberikan bahan pelajaran
tambahan kepada anak-anak yang
pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa
bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya. Keempat, hendaknya guru memberikan
bantuan atau bimbingan khusus kepada anak- anak yang kurang pandai yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah. Kelima,pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak.
3. Minat dan Kebutuhan Anak
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya
dengan anak di desa. Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak. Walaupun hampir tidak mungkin
menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, sedapat
mungkin perbedaan-perbedaan minat
dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan
kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu
yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan
demikianmereka akan bersungguh-sungguhdalam
belajar.
4. Aktivitas Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar
siswa belajar. Dalam pengajaran, siswalah yang menjadi subjek. dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran,yang
menutut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa
dibebani banyak tugas.
5. Motivasi
Setiap perbuatan,termasuk perbuatan belajar didorong
oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa disebut doronganatau
kebutuhan yang merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri invidu atau siswa
yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu guru
harus dapat memotivasi siswanya agar siswanya bersemangat dalam belajar.
Ø
Prinsip Pengajaran
1. Memberikan teladan dan contoh perilaku yang baik
sesuai dengan ajaran Islam.
2. Mendidik anak menjadi individu yang berakhlak mulia.
3. Memiliki antusiasme untuk mengajar, membimbing, dan
mendidik.
4. Menunjukkan penghargaan dan sikap yang menyenangkan
kepada setiap anak.
5. Memahami perbedaan budaya.
6. Memahami karakter setiap anak.
7. Mengenali masa-masa perkembangan anak yang beragam.
8. Membantu setiap anak dalam mengembangkan
kepribadiannya.
9. Bersedia membantu anak saat mereka membutuhkan.
Ø
Prinsip-prinsip
pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran dapat diketahui melalui
kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam melaksanakan pembelajaran seyogyanya
seorang pengajar tahgu bagaimana membuat kegiatan pembelajaran itu berjalan
dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip
pembelajaran merupakan bagian penting yang perlu diketahui oleh seorang
pengajar, dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran, seorang pengajar dapat
membuat suatu acuan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan
lebih efektif serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :
1. Prinsip
perhatian dan Motivasi
Dalam
proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai
langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan
erat dengan minat, siswa yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata
pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran
tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.motivasi dalam
belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
2. Prinsip
Keaktifan
Belajar
pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara
sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan metrespon terhadap setiap
pembelajaran.
2.
Prinsip Keterlibatan
Langsung / Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan
prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk
mengalaminya, bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan diri ( setiap
individu ) terjun mengalaminya.
3.
Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat
dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar, antara
lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukan oleh Edward L.
Thorndike ( 1974 – 1949 ) tentang law of lerning, yaitu “ law of effect, law of
exercise and law of readiess “
4.
Prinsip Tantangan
Implikasi lain adanya
bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang seperti
mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa aka tertantang untuk
mempelajariny. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan
menyebabkan siswa berusaha mencari dean menemukan konsep-konsep,
prinsip-prinsip dab generalisasi tersebut.
5.
Prinsip Balikan dan
Penguatan
Siswa akan belajar
lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apalagi hasil
yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha
belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar
melalui pengamatan melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti
Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan yang sejenisnya akan
membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
6.
Prinsip perbedaan
Individual
Perbedaan individual
dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu
berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism, untuk itu dalam
proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk
memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan
pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Konsep dasar
bimbingan belajar
¨
bimbingan belajar
adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang
yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada
orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru
yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
¨
Fungasi bimbingan
belajar
1)
Fungsi Pencegahan
(Preventive Function).
2)
Fungsi penyaluran
(distributive fungction).
3)
Fungsi penyesuaian
(adjustive function).
4)
Fungsi perbaikan
(remedial finction).
5)
Fungsi pemeliharan
(maintencance and development function).
¨
Jenis layanan bimbingan belajar dalam kaitannya dengan PBM :
q Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa.
q Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan
jenis program dan kegiatan yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
q Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai.
q Memberikan program belajar yang sesuai.
q Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar.
q Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya.
q Melakukan remedial teaching.
2.
Diagnostik
kesulitan belajar
¨
Kesulitan Belajar
adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak, berbicara,
membaca, dan lain-lain. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental
bukan juga karena faktor lingkungan melainkan dari diri sendiri.
¨
Adapun ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti
berikut ini (Mutiara Endah; 2010):
1.
Gangguan persepsi visual
2.
Gangguan persepsi auditori
3.
Gangguan bahasa
4.
Gangguan persepsi –motorik
5.
Hiperaktivitas
6.
Kacau (distractibility)
¨
Prosedur Diagnostik Kesulitan Belajar
Menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy
(1993/1994), langkah-langkah diagnostik terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
1.
Identifikasi kasus
2.
Melakukan diagnosis
3.
Melakukan prognosis
4.
Melakukan langkah pemberian bantuan
5.
Melakukan tindak lanjut (follow
up servise)
3.
Prinsip-prinsip
dasar pengajaran
¨
Ada beberapa prinsip
pengajaran yang secara relatif digunakan secara umum di antaranya adalah
prinsip:
1.
Prinsip Perkembangan
2.
Prinsip Pebedaan
Individu
3.
Minat dan Kebutuhan
Anak
4.
Aktivitas Siswa
5.
Motivasi
¨
Prinsip-prinsip
pembelajaran yang perlu diketahui adalah :
1)
Prinsip perhatian dan
Motivasi.
2)
Prinsip Keaktifan.
3)
Prinsip Keterlibatan
Langsung / Berpengalaman.
4)
Prinsip Pengulangan.
5)
Prinsip Tantangan.
6)
Prinsip Balikan dan
Penguatan.
7)
Prinsip perbedaan
Individual
3.2 Saran
Pada
makalah ini yang membahas konsep
dasar bimbingan belajar, diagnostik kesulitan belajar dan prinsip-prinsip dasar
pembelajaran. Kita sebagai mahasiswa bimbingan dan
konseling harus bisa membantu konseli untuk menyelesaikan masalahnya baik
internal dan eksternal. dan Kita harus bisa memahami masalah belajar yang dihadapi oleh
konseli.
Inilah yang diwacanakan pada penulisan
makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kami
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah
kami. Dan kami juga butuh saran dan
kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih .
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-bimbingan-belajar.html
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-belajar/
http://mira-seplita.blogspot.com/2013/01/diagnosis-kesulitan-belajar.ht
No comments:
Post a Comment