BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa
lepas dari keberadaan orang-orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga,
sekolah, kampus, kantor, dalam kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya.
Keluarga merupakan awal-awal pembelajaran
bagi setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan
norma-norma kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Kemudian lingkungan yang individu tempati memberikan kontribusi dalam
pembentukan kepribadian seseorang. Berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat
bahwa kehidupan dalam kelompok itu bersifat dinamis. Semakin efektif kelompok
semakin baik kehidupan anggota-anggota dalam kelompok tersebut. yang dapat
diperhatikan dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah pengetahuan yang
cukup tentang dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan kita
dalam berperilaku secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas
Dinamika Kelompok.
Dinamika
kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi
atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok
adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
Dinamika Kelompok adalah konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang, dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah
kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan
interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi
pengaruh kuat pada perkembangan kelompok. Dinamika Kelompok adalah studi
tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang
perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang
teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam
kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science). Slamet Santosa
(2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang
teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis
secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar
anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam
situasi yang dialami secara bersama-sama.
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara
lain membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup,
memudahkan pekerjaan, mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah
dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat,
efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian
kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian serta menciptakan iklim
demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu
memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam
masyarakat.
I.2
Rumusan Masalah
1.2.1. Definisi Dinamika Kelompok
1.2.2. Tujuan
Dinamika Kelompok
1.2.3. Manfaat
Dinamika Kelompok
1.2.4. Sejarah
Dinamika Kelompok
1.2.5. Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
1.2.6. Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok
Dan Konseling Kelompok
1.2.7. Jenis-Jenis Kelompok
1.2.8. Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok
1.2.9. Pendekatan-Pendekatan
Dinamika Kelompok
I.3
Tujuan Penulis
1.3.1. Untuk Mengerti Definisi Dinamika Kelompok
1.3.2. Untuk Mengerti Tujuan
Dinamika Kelompok
1.3.3. Untuk Mengerti Manfaat
Dinamika Kelompok
1.3.4. Untuk Mengerti Sejarah Dinamika Kelompok
1.3.5. Untuk Mengerti Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
1.3.6. Untuk Mengerti Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok
Dan Konseling Kelompok
1.3.7. Untuk Mengerti Jenis-Jenis Kelompok
1.3.8. Untuk Mengerti Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok
1.3.9. Untuk Mengerti Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK
Pengertian dinamika
kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.
a.
Pengertian dinamika
Dinamika adalah sesuatu
yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya
interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat
kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh
karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok
yang bersangkutan dapat berubah.
b.
Pengertian kelompok
Kelompok adalah
kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi
yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott
mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang
lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity
or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith
menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,
yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar
kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja
sama apabila masing-masing anggota kelompok:
a.
Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
b.
Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
c.
Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
d.
Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut Reitz (1977)
kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.
Terdiri dari dua orang atau lebih
2.
Berinteraksi satu sama lain
3.
Saling membagi beberapa tujuan yang sama
4.
Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari
berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak
terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c.
Pengertian dinamika
kelompok
Dinamika kelompok
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.
Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.
Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok
lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
2.
Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain
3.
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
4.
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika
kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok
dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada
dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai
mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah
saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa
sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan
membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu
mengalami ”forming”. Setiap kelompok harus ada aturan main yang
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan
aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini
disebut ”performing”. Secara singkat proses dinamika kelompok
dapat dilihat pada gambar berikut:
2.
TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan
perlu memberi artah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan
keputusan yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus
dilakukanoleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur kemajuan.
Tujuan dinamika kelompok :
- Meningkatkan proses interaksi
antara anggota kelompok
- Meningkatkan produktivitas anggota
kelompok
- Mengembangkan kelompok ke arah yang
lebih baik dan lebih maju
- Meningkatkan kesejahteraan hidup
anggotanya
3. MANFAAT DINAMIKA KELOMPOK
Dinamik kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam
sebuah kelompok, Manfaat dinamika kelompok antara lain :
a.
Membentuk kerjasama
saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup ( Bagaimanapun manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain )
- Memudahkan segala pekerjaan (
Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
- Mengatasi pekerjaan yang
membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu
besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien (pekerjaan besar
dibagi- bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing/ sesuai keahlian)
- Menciptakan iklim demokratis dalam
kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberkan masukan, berintraksi
dan peran yang sama dalam masyarakat
4.
SEJARAH DINAMIKA
KELOMPOK
Sejarah munculnya
dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:
- Zaman Yunani
Pada masa ini
berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur
masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur
masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan
tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman
dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini
ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga
masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak
terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
- Zaman liberalisme
Pengaruh cara berfikir
bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan
tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini
justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai
pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian.
Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara
mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam
menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan
perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan
atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.
- Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa
Pada masa ini Moritz
Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan
terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya.
Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan
tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa
menimbulkan homogenitas pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku
anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat
dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi, dan ini tercermin dalam
tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai
kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, lengkap dengan kepribadian
masing-masing.
- Zaman gerakan massa
Adanya bentuk
pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan
masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk
pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon
melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil
penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan
sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu
kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki
gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota, norma,
pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu kelompok.
- Zaman psikologi sosial
Penyelidikan terhadap
massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan penyelidikan lebih
mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad ke-20, para ahli
mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk mengadakan
penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu. Edward A.
Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan
lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut adalah
situasi yang mengakibatkan berkumpulnyasejumlah individu pada saat tertentu.
Hal ini tidak berbeda dengan anggapan bahwa situasi sosial berarti
membawa pula adanya kelompok.
- Zaman dinamika kelompok
Erich Fromm mengawali
kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom
untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain, hingga
timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh
adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan ketika
hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki
rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelompok kecil
seperti keluarga, regu kerja, regu belajar, ketika di dalam kelompok itu
terdapat suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat, dan kelompok yang
makin kuat kohesinya, makin kuat moralnya. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa
tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya.
Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan individu.
5.
UNSUR-UNSUR
DINAMIKA KELOMPOK
Unsur-unsur dinamika kelompok disebut juga dengan variable atau dimensi
dinamika kelompok, unsur-unsur dinamika kelompok terdiri dari :
1. Tujuan kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota
yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh
seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas
bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan
anggota bisa :
a). Seluruhnya bertentangan
b). Sebagian bertentangan
c.). Netral
d). Searah
e). Identik
Dengan demikian bentuk hubungan a
tidak menguntungkan dan bentuk hubungan d adalah yang paling baik. Tujuan
kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individu dan tujuan semua
anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus
mempunyai aspek-aspek sebagai berikut :
Ø Dapat
didefinisikan secara operasional dapat diukur dan diamati
Ø Mempunyai
makna bagi anggota kelompok,relevan, realistis dapat diterima dan dapat dicapai
Ø Anggota
mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telahditetapkan
Ø Adanya
keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
Ø Bersifat
menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam
mencapainya
Ø Adanya
kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
Ø Berapa
lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok
2. Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok merupakan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok
hal ini yang berupa : loylitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan dan
keterikatan. Ada enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu :
a). Kepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompok yang
melindungi , menimbulkan rasa aman dapat menetralisir setiap perbedaan
b). Keanggotaan kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa,
memiliki kelompok
c). Nilai tujuan kelompok
Makin tinggi apresiasi anggota
terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak
d). Homogenitas anggota
kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan
perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu
e). Keterpaduan kegiatan
kelompok
Keterpaduan anggoata kelompok
didalam mencapai tujuan sangatlah penting
f). Jumlah anggota
kelompok
Bila jumlah anggota kelompok
relatif kecil, cenderung lebih kompak dibandingkan dengan kelompok dengan
jumlah anggota besar
Sedangkan faktor yang meningkatkan kekompakan kelompok adalah kesepakatan
anggota terhadap tujuan kelompok. Tingkat keseringan berinteraksi, adanya
keterikatan pribadi, persaingan antar kelompok adanya evaluasi yang
menyenangkan dan adanya perlakuan antar anggota dalam kelompok sebagai manusia
bukan mesin
3. Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam
kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus
sesuai/memdukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur
kelompok yaitu:
a). Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok
harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh anggota. Pada gilirannya kelompok
menjadi tidak kompak.
b). Struktur Tugas dan
Pengambilan keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan
memperhatikan kemampuan peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan
demikian seluruh anggota kelompok ikut berpatisipasi dan terlibat, sehingga
dinamika kelompok harus semakin kuat.
c). Struktur Kekuasaan dan
Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat
dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang
mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan
menunjukkan lemahnya struktur kelompok.
d). Sarana Terjadinya
Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat
diperlukan sedangakan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran
interksi, kelancaran interaksi memerlukan rencana (contoh ketersediaan ruang
pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
4. Fungsi Tugas
Kelompok
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka
mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan
kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin
fungsi tugas ini dapat terpenuhi klasifikasi fungsi tugas yaitu:
a).
Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani kesenjangan
antar anggota.
b).
Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing masing anggota.
c). Prakarsa, berfungsi
menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota.
d).
Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada
masyarakat atau lingkungannya.
e). Kepuasan, berfungsi untuk
memberikan kepuasan pada anggota.
f).
Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan
dan kebutuhan anggota.
5. Pengembangan dan
Pemeliharaan Kelompok
Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan
kehidupan kelompok. Kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan,
yaitu:
a).
Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi
dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari
para anggotanya akan tinggi.
b). Tersedianya fassilitas
c).
Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan agar para anggota bisa ikut
aktif berperan.
d).
Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota
kelompok bertindak.
e).
Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah maupun
mengganti anggota yang keluar.
f).
Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru
adanya norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya.
6. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis
yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa
saling menerima, saling menghargai , saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
suasana kelompok adalah:
a).
Hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun,
bersahabat, persaudaraan.
b).
Kebebasan berpatisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi.
c). Lingkungan fisik yang
mendukung.
7. Efektivitas Kelompok
Efektivitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai,
semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota
kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
8. Tekanan Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok
yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul
dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yang cermat,
dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat
sebaliknya.
9. Maksud Terselubung
Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi
atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota
kelompok berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah
disepakati bersama.
Diposkan oleh
6.
PERANAN DINAMIKA KELOMPOK DALAM BIMBINGAN
KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK
Suasana
kelompok, yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok,
dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara
perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi
dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut
dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan. Kesempatan timbal
balik inilah yang merupakan dinamika dari kehidupan kelompok (dinamika
kelompok) yang akan membawakan kemanfaatan bagi para anggotanya.
Melalui dinamika
kelompok setiap anggota kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang
sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungannya dengan orang lain.
Pengembangan pribadi kedirian dan kepentingan orang lain atau kelompok harus
dapat saling menghidupi. Masing-masing perorangan hendaklah mampu mewujudkan
kediriannya secara penuh dengan selalu mengingat kepentingan orang lain. Dalam
hal ini, layanan kelompok dalam bimbingan dan konseling seharusnya menjadi
tempat pengembangan sikap, keterampilan dan keberanian social yang bertenggang
rasa.
Secara khusus,
dinamika kelompok dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah pribadi para
anggota kelompok, yaitu apabila interaksi dalam kelompok itu difokuskan pada
pemecahan masalah pribadi yang dimaksudkan. Dalam suasana seperti itu, melalui
dinamika kelompok yang berkembang, masing-masing anggota kelompok akan
menyumbang baik langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah pribadi
tersebut.
7.
JENIS-JENIS KELOMPOK
a.
Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer diwarnai oleh
hubungan pribadi secara akrab dan kerjasama yang terus menerus diantara para
anggotanya. Contoh: kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan sekelompok remaja,
dan sebagainya.
Kelompok sekunder didasarkan pada
kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai arah kegiatan dan gerak gerik
kelompok itu, seperti kelompok politik, kelompok keagamaan, kelompok para ahli
pada suatu bidang. Keberadaan dan kegiatan kelompok sekunder tidak tergantung pada
hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar anggota (baik langsung
ataupun tidak langsung) tetap ada.
b.
Kelompok Sosial dan Kelompok Psikologikal
Pada kelompok social, tujuan yang
ingin dicapai biasanya tidak bersifat pribadi (impersonal), melainkan merupakan
tujuan bersama untuk kepentingan bersama. Contoh: persatuan buruh.
Sedangkan pada kelompok
psikologikal pada dasrnya lebih bersifat mempribadi (personal). Para
anggota kelompok psikologikal memasuki kelompok itu biasanya didorong oleh
kepentingan yang menyangkut hubungan antar pribadi. Contoh: himpunan para
korban kebakaran.
c.
Kelompok Terorganisasikan dan Kelompok Tidak Terorganisasikan
Kelompok terorganisasikan memiliki
ciri utama adanya pemimpin yang mengatur dan memberi kemudahan dan mengawasi
dijalankannya peranan masing-masing anggota.
Sedangkan pada kelompok yang tidak
terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas, tidak saling terikat
pada anggota lain, dan adanya fleksibilitas yang besar.
d.
Kelompok formal dan kelompok informal
Kelompok formal terbentuk
berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis).
Gerak dan kegiatan kelompok diatur dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan
yang telah dibuat untuk itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
Sedangkan pada kelompok informal
keberadaan dan gerak gerik kelompok didasarkan pada kemauan, kebebasan dan
selera orang-orang yang terlibat didalamnya.
8.
USAHA MENGGERAKKAN DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika
kelompok harus hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan
manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Dengan demikian, usaha yang dapat
dilakukan oleh anggota kelompok untuk hal ini yaitu:
Ø Membantu
terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
Ø Mencurahkan
segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
Ø Berusaha
agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
Ø Membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
Ø Benar-benar
berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
Ø Mampu
berkomunikasi secara terbuka.
Ø Berusaha
membantu anggota lain.
Ø Memberi
kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
Ø Menyadari
pentingnya kegiatan kelompok itu.
Usaha yang dapat
dilakukan oleh pemimpin kelompok untuk menghidupkan dinamika kelompok, yaitu:
Ø Mempersiapkan
anggota kelompok untuk peranan yang harus dimainkannya.
Ø Memperhatikan
anggota-anggota kelompok dalam menjalani kegiatan kelompok
Ø Memperhatikan
setiap tingkah laku (baik ucapan, tindakan, maupun isyarat) yang ditampilkan
oleh setiap anggota kelompok.
Ø Memperhatikan
keikutsertaan anggota-anggota kelompok dalam memecahkan masalah-masalah yang
timbul.
Ø Sanggup
merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok
9.
PENDEKATAN-PENDEKATAN
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok
seperti disebutkan di bagian awal, menjadi bahan persaingan dari para ahli
psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap
dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap
pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok.
a.
Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini
mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada dalam
kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka
kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan
sifat-sifat:
- Adanya stratifikasi
kedudukan warga
- Adanya
diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang
satu dengan yang lain
- Adanya
perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh
faktor-faktor dari luar.
b.
Pendekatan oleh Stogdill
Pendekatan ini lebih
menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal.
Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai
tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah kelompok
yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan
pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.
c.
Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger)
Scheidlinger
berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang peranan penting
dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan pada
kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan
menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin
kokoh. Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan
kelompok, agar kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok
akan terbentuk apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi
bersama antara anggota yang satu dengan yang lain.
d.
Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Yennings mengungkapkan
konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif dari anggota kelompok
yang satu terhadap angota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan
kelompok. Moreno membedakan antara psikhe group dan sosio
group sebagai berikut:
- Psikhe
group merupakan suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak
suka, simpati, atau antipati antar anggota
- Sosio group
merupakan kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
Yennings menambahkan
bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan Sosio group disesuaikan
dengan Psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi
kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling
mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi
antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan
perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan
antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
2) Dalam dinamika kelompok terdapat fungsi, dan
tujuan.
3) Dalam dinamika kelompok juga terdapat kelebihan dan
kekurangan.
4)
Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan
timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara
anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan
hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar
anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung
dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
.2. Saran
1) Dinamika kelompok itu sangat berguna bagi
masyarakat karena masyarakat kita tidak bisa bekerja dan hidup sendiri dan
sangat memerlukan adanya dinamika kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Dinamika kelompok juga sebagai
sarana bagi masyarakat untuk
mengembangkan kemampuan individu.
3)
Dinamika kelompok dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama
anggota kelompok, dan rasa tanggung jawab atas rencana atau tindakan yang telah
disepakati bersama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno.
1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta:
Ghalia Indonesia
Romlah,
tatik. 1989. Teori Dan Praktik Bimbingan Kelompok. Jakarta: Depdikbud