Tuesday, December 8, 2015

Makalah Dinamika Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
       Semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari keberadaan orang-orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga, sekolah, kampus, kantor, dalam kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Keluarga merupakan awal-awal pembelajaran bagi setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan norma-norma kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain. Kemudian lingkungan yang individu tempati memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian seseorang. Berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat bahwa kehidupan dalam kelompok itu bersifat dinamis. Semakin efektif kelompok semakin baik kehidupan anggota-anggota dalam kelompok tersebut. yang dapat diperhatikan dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan kita dalam berperilaku secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas Dinamika Kelompok.
            Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
            Dinamika Kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Menurut Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok. Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science). Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian serta menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

I.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Definisi Dinamika Kelompok
1.2.2. Tujuan Dinamika Kelompok
1.2.3. Manfaat Dinamika Kelompok
1.2.4. Sejarah Dinamika Kelompok
1.2.5. Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
1.2.6. Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok
1.2.7. Jenis-Jenis Kelompok
1.2.8. Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok
1.2.9. Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

I.3 Tujuan Penulis
1.3.1. Untuk Mengerti Definisi Dinamika Kelompok
1.3.2. Untuk Mengerti Tujuan Dinamika Kelompok
1.3.3. Untuk Mengerti Manfaat Dinamika Kelompok
1.3.4. Untuk Mengerti Sejarah Dinamika Kelompok
1.3.5. Untuk Mengerti Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
1.3.6. Untuk Mengerti Peranan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok
1.3.7. Untuk Mengerti Jenis-Jenis Kelompok
1.3.8. Untuk Mengerti Usaha Menggerakkan Dinamika Kelompok
1.3.9. Untuk Mengerti Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

















BAB II
PEMBAHASAN

      1.       DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK
Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.
a.      Pengertian dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
b.      Pengertian kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:
a.       Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
b.      Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
c.       Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
d.      Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.      Terdiri dari dua orang atau lebih
2.      Berinteraksi satu sama lain
3.      Saling membagi beberapa tujuan yang sama
4.      Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c.       Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.      Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
2.      Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
3.      Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
4.      Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”. Secara singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:


2.   TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK

      Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan perlu memberi artah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan keputusan yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus dilakukanoleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur kemajuan.
Tujuan dinamika kelompok :
  1. Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok
  2. Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
  3. Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik dan lebih maju
  4. Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya

3.   MANFAAT DINAMIKA KELOMPOK

      Dinamik kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok, Manfaat dinamika kelompok antara lain :
a.       Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup ( Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain )
  1. Memudahkan segala pekerjaan ( Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
  2. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien (pekerjaan besar dibagi- bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing/ sesuai keahlian)
  3. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberkan masukan, berintraksi dan peran yang sama dalam masyarakat

4.      SEJARAH DINAMIKA KELOMPOK
Sejarah munculnya dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Zaman Yunani
Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
  • Zaman liberalisme
Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian. Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.
  • Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa
Pada masa ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya. Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa menimbulkan homogenitas pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi, dan ini tercermin dalam tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, lengkap dengan kepribadian masing-masing.
  • Zaman gerakan massa
Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota, norma, pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu kelompok.
  • Zaman psikologi sosial
Penyelidikan terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk  mengadakan penyelidikan lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad ke-20, para ahli mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk mengadakan penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu. Edward A. Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut adalah situasi yang mengakibatkan berkumpulnyasejumlah individu pada saat tertentu. Hal ini tidak berbeda dengan anggapan bahwa situasi sosial berarti  membawa pula adanya kelompok.
  • Zaman dinamika kelompok
Erich Fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain, hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan ketika hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelompok kecil seperti keluarga, regu kerja, regu belajar, ketika di dalam kelompok itu terdapat suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat, dan kelompok yang makin kuat kohesinya, makin kuat  moralnya. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.

5.        UNSUR-UNSUR DINAMIKA KELOMPOK
       Unsur-unsur dinamika kelompok disebut juga dengan variable atau dimensi dinamika kelompok, unsur-unsur dinamika kelompok  terdiri dari :
1.   Tujuan kelompok
            Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran  yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a). Seluruhnya bertentangan
b). Sebagian bertentangan
c.). Netral
d). Searah
e). Identik
Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk hubungan d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individu dan tujuan semua anggota kelompok.

Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut :
Ø  Dapat didefinisikan secara operasional dapat diukur dan diamati
Ø  Mempunyai makna bagi anggota kelompok,relevan, realistis dapat diterima dan dapat dicapai
Ø  Anggota mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telahditetapkan
Ø  Adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
Ø  Bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam mencapainya
Ø  Adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
Ø  Berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok


2.   Kekompakan kelompok
            Kekompakan kelompok merupakan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok hal ini yang berupa : loylitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan dan keterikatan. Ada enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu :
a).  Kepemimpinan kelompok
Kepemimpinan kelompok yang melindungi , menimbulkan rasa aman dapat  menetralisir setiap perbedaan
b).  Keanggotaan kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa, memiliki kelompok
c).  Nilai tujuan kelompok
Makin tinggi apresiasi anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak
d).  Homogenitas anggota kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu
e).  Keterpaduan kegiatan kelompok
Keterpaduan anggoata kelompok didalam mencapai tujuan sangatlah penting
f).   Jumlah anggota kelompok
Bila jumlah anggota kelompok relatif kecil, cenderung lebih kompak dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar

            Sedangkan faktor yang meningkatkan kekompakan kelompok adalah kesepakatan anggota terhadap tujuan kelompok. Tingkat keseringan berinteraksi, adanya keterikatan pribadi, persaingan antar kelompok adanya evaluasi yang menyenangkan dan adanya perlakuan antar anggota dalam kelompok sebagai manusia bukan mesin

3.  Struktur Kelompok
            Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/memdukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu:
a).  Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh anggota. Pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
b).  Struktur Tugas dan Pengambilan keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpatisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
c).  Struktur Kekuasaan dan Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan  kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok.
d).  Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangakan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interksi, kelancaran interaksi memerlukan rencana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.

4.   Fungsi Tugas Kelompok
            Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan  dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi klasifikasi fungsi tugas yaitu:
a).  Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani kesenjangan   antar anggota.
b). Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing masing anggota.
c).  Prakarsa, berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota.
d). Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada masyarakat atau lingkungannya.
e).  Kepuasan, berfungsi untuk memberikan kepuasan pada anggota.
f).  Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan dan kebutuhan anggota.

5.  Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok
            Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan, yaitu:
a). Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi  dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para anggotanya akan tinggi.
b).  Tersedianya fassilitas
c).  Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan agar para anggota bisa ikut aktif berperan.
d). Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota kelompok bertindak.
e). Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah maupun mengganti anggota yang keluar.
f). Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya.

6. Suasana Kelompok
            Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai , saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah:
a). Hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan.
b). Kebebasan berpatisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi.
c). Lingkungan fisik yang mendukung.

7. Efektivitas Kelompok
            Efektivitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.

8.  Tekanan Kelompok
            Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yang cermat, dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.

9.  Maksud Terselubung
            Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati bersama.
Diposkan oleh



6.       PERANAN DINAMIKA KELOMPOK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK


Suasana kelompok, yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan. Kesempatan timbal balik inilah yang merupakan dinamika dari kehidupan kelompok (dinamika kelompok) yang akan membawakan kemanfaatan bagi para anggotanya.
Melalui dinamika kelompok setiap anggota kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungannya dengan orang lain. Pengembangan pribadi kedirian dan kepentingan orang lain atau kelompok harus dapat saling menghidupi. Masing-masing perorangan hendaklah mampu mewujudkan kediriannya secara penuh dengan selalu mengingat kepentingan orang lain. Dalam hal ini, layanan kelompok dalam bimbingan dan konseling seharusnya menjadi tempat pengembangan sikap, keterampilan dan keberanian social yang bertenggang rasa.
Secara khusus, dinamika kelompok dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah pribadi para anggota kelompok, yaitu apabila interaksi dalam kelompok itu difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang dimaksudkan. Dalam suasana seperti itu, melalui dinamika kelompok yang berkembang, masing-masing anggota kelompok akan menyumbang baik langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah pribadi tersebut.


7.      JENIS-JENIS KELOMPOK

a.      Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer diwarnai oleh hubungan pribadi secara akrab dan kerjasama yang terus menerus diantara para anggotanya. Contoh: kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan sekelompok remaja, dan sebagainya.
Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai arah kegiatan dan gerak gerik kelompok itu, seperti kelompok politik, kelompok keagamaan, kelompok para ahli pada suatu bidang. Keberadaan dan kegiatan kelompok sekunder tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar anggota (baik langsung ataupun tidak langsung) tetap ada.
b.      Kelompok Sosial dan Kelompok Psikologikal
Pada kelompok social, tujuan yang ingin dicapai biasanya tidak bersifat pribadi (impersonal), melainkan merupakan tujuan bersama untuk kepentingan bersama. Contoh: persatuan buruh.
Sedangkan pada kelompok psikologikal pada dasrnya lebih bersifat mempribadi (personal). Para anggota kelompok psikologikal memasuki kelompok itu biasanya didorong oleh kepentingan yang menyangkut hubungan antar pribadi. Contoh: himpunan para korban kebakaran.
c.      Kelompok Terorganisasikan dan Kelompok Tidak Terorganisasikan
Kelompok terorganisasikan memiliki ciri utama adanya pemimpin yang mengatur dan memberi kemudahan dan mengawasi dijalankannya peranan masing-masing anggota.
Sedangkan pada kelompok yang tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas, tidak saling terikat pada anggota lain, dan adanya fleksibilitas yang besar.
d.      Kelompok formal dan kelompok informal
Kelompok formal terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis). Gerak dan kegiatan kelompok diatur dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang telah dibuat untuk itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Sedangkan pada kelompok informal keberadaan dan gerak gerik kelompok didasarkan pada kemauan, kebebasan dan selera orang-orang yang terlibat didalamnya.










8.          USAHA MENGGERAKKAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok harus hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok. Dengan demikian, usaha yang dapat dilakukan oleh anggota kelompok untuk hal ini yaitu:
Ø  Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
Ø  Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
Ø  Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
Ø  Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
Ø  Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
Ø  Mampu berkomunikasi secara terbuka.
Ø  Berusaha membantu anggota lain.
Ø  Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
Ø  Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

Usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin kelompok untuk menghidupkan dinamika kelompok, yaitu:
Ø  Mempersiapkan anggota kelompok untuk peranan yang harus dimainkannya.
Ø  Memperhatikan anggota-anggota kelompok dalam menjalani kegiatan kelompok
Ø  Memperhatikan setiap tingkah laku (baik ucapan, tindakan, maupun isyarat) yang ditampilkan oleh setiap anggota kelompok.
Ø  Memperhatikan keikutsertaan anggota-anggota kelompok dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul.
Ø  Sanggup merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok

9.      PENDEKATAN-PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok seperti disebutkan di bagian awal, menjadi bahan persaingan dari para ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang menganggap dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok.
a.      Pendekatan oleh Bales dan Homans
Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan situasi yang ada dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok, maka kelompok yang bersangkutan merupakan sistem interdependensi, dengan sifat-sifat:
    1. Adanya stratifikasi kedudukan warga
    2. Adanya diferensiasi dalam hubungan dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain
    3. Adanya perkembangan pada sistem intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar.
b.      Pendekatan oleh Stogdill
Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal. Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok terorganisir yang dimaksud disini adalah kelompok yang tiap-tiap anggotanya mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerja sama dalam kelompok.
c.      Pendekatan dari ahli Psycho Analysis (Sigmund Freud dan Scheidlinger)
Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Kelompok akan terbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antar anggota kelompok, demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dala kelompok, sehingga kelompok tersebut semakin kokoh. Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat berkembang dan bertahan lama. Kesatua kelompok akan terbentuk apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota yang satu dengan yang lain.
d.      Pendekatan dari Yennings dan Moreno
Yennings mengungkapkan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan, dan efektif dari anggota kelompok yang satu terhadap angota kelompok yang lain dalam rangka pembentukan ikatan kelompok. Moreno membedakan antara psikhe group dan sosio group sebagai berikut:
  • Psikhe group merupakan suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antar anggota
  • Sosio group merupakan kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancar apabila pembentukan Sosio group disesuaikan dengan Psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.










BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
1)      Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
2)      Dalam dinamika kelompok terdapat fungsi, dan tujuan.
3)      Dalam dinamika kelompok juga terdapat kelebihan dan kekurangan.
4)      Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang berpengaruh kuat dengan perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok dan antar anggota kelompok juga harus mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

.2. Saran
1)      Dinamika kelompok itu sangat berguna bagi masyarakat karena masyarakat kita tidak bisa bekerja dan hidup sendiri dan sangat memerlukan adanya dinamika kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
2)          Dinamika kelompok juga sebagai sarana bagi masyarakat untuk  mengembangkan kemampuan individu.
3)         Dinamika kelompok dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama anggota kelompok, dan rasa tanggung jawab atas rencana atau tindakan yang telah disepakati bersama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia
Romlah, tatik. 1989. Teori Dan Praktik Bimbingan Kelompok. Jakarta: Depdikbud